07 December 2025

Get In Touch

Aceh Tamiang Mencekam: Bau Busuk Tercium, Rumah Sisa Fondasi, Kendaraan Rusak Berjejer di Bahu Jalan

Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan (DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh)
Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan (DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh)

ACEH TAMIANG (Lentera) -Puluhan kendaraan rusak akibat banjir tergeletak di bahu jalan kawasan Aceh Tamiang yang masih dipenuhi sisa lumpur.

Saat malam hari, suasana gelap karena tidak ada lampu yang menyala. Kabupaten di perbatan Aceh-Sumut itu masih mencekam.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) tiba ke sana di tengah gelapnya malam Aceh Tamiang pada Rabu (3/12/2025) sekitar pukul 23.00 WIB. Di sana, Mualem membanggikan bantuan hingga pukul 03.15 WIB.

Di beberapa titik, bau busuk tercium menyengat. Rombongan terus bergerak hingga ke pusat Kota Kuala Simpang untuk memantau kondisi warga.

Di Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Mualem menyaksikan isi kampung yang hancur. Rumah-rumah rusak, dan hanya tersisa fondasi. 

Di sana, Mualem menyalurkan bantuan 30 ton sembako yang disumbangkan warga Medan, Sumatra Utara. Paket bantuan berisi air minum, beras, mi instan, biskuit, telur, dan sejumlah obat-obatan.

Saat kembali ke arah Kota Langsa, Mualem juga menyebar bantuan kepada para pengungsi yang membuka posko di pinggir jalan Banda Aceh-Medan.

Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan rasa duka dan empati kepada para korban.

“Kita sedih dan pilu melihat kondisi ini. Kita harap rakyat Aceh tabah menghadapi cobaan banjir dan longsor,” katanya.

Terjebak empat hari

Salah seorang warga Desa Menang Gini, Karang Baru, Aceh Tamiang, Ishak menceritakan bagaimana banjir besar itu datang menghantam permukiman mereka.

Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan (DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh)
Kondisi kawasan Aceh Tamiang saat malam haru pasca diterjang banjir. Jalanan gelap, mobil bekas dihantam air masih bertumpukan di jalanan (DOKUMENTASI/ Tim Media Gubernur Aceh)

“Banjir hari Rabu mulai naik, malam Kamis sudah dua meter lebih. Hari Kamis bertambah lagi sampai malam Jumat kira-kira 3,5 meter,” katanya.

“Hari Jumat baru mulai reda pelan-pelan, dan Sabtu kami bisa keluar cari makan. Kami terjebak sekitar empat hari empat malam,” ucap dia.

Ishak mengungsi ke kantor KPA bersama sekitar 50 warga lainnya. Banyak warga dari desa sekitar juga ikut menyelamatkan diri ke lokasi tersebut.

“Arus banjir kencang sekali, rumah hancur semua. Yang paling dibutuhkan sekarang makanan, air bersih, dan obat-obatan untuk bayi. Banyak anak sudah demam.

Saat banjir, yang diselamatkan cuma keluarga, yang tersisa hanya baju di badan,” katanya. Warga Kampung Dalam, Karang Baru, Wahyu Putra Pratama menyampaikan kisah serupa.

“Selesai Magrib, air sudah masuk. Kami langsung mengungsi ke tempat kantor KPA yang dekat karena banyak anak kecil, Alhamdulillah selamat,” tuturnya.

Rumah hancur

Menurut Wahyu, air banjir naik ke desa mereka begitu cepat. Ketinggian air mencapai kabel listrik atau sekitar tiga meter lebih.

“Rumah sudah hancur semua,” katanya, dikutip dari Kompas.

Wahyu mengatakan, warga bertahan hidup dengan memakan apa pun yang ditemukan. Baca juga: Kisah Pilu Warga Bertahan di Banjir Batangtoru: Diseret Arus, Lepas karena Kayu

“Kami cari kelapa, pisang, apa saja. Berenang sambil ikat pinggang supaya tidak hanyut. Air naik hanya dalam satu setengah jam langsung tiga meter. Kami terjebak lima hari lima malam. Hari keenam pagi baru surut,” tuturnya.

Wahyu mengungkapkan, ratusan rumah rusak parah di desa itu, dan hanya tersisa fondasi.

“Dari 100 persen, hanya 20 persen yang tersisa. Korban jiwa sekitar 250 orang, termasuk sekitar 150 yang belum ditemukan. Ini tsunami, cuma bedanya air sungai. Baru kali ini kami merasakan bencana sebesar ini,” katanya (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.