SURABAYA (Lentera)– Menutup akhir 2025, Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arif Fathoni menyampaikan catatan reflektif atas perjalanan pembangunan sekaligus konsistensi Partai Golkar dalam mengawal pemerintahan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji.
Dalam catatanya, Fathoni menyoroti arah kebijakan strategis, penanganan masalah klasik perkotaan, hingga pemerataan layanan publik.
Fathoni menilai, pembangunan Surabaya berjalan sesuai arah RPJMD dan tertuang jelas dalam APBD. Ia menyebut kebijakan pembangunan kini lebih terintegrasi dan saling terhubung antarsektor.
“Perencanaan kota dibuat sedetail mungkin agar terkoneksi satu sama lain. Dengan demikian, Surabaya benar-benar siap menjadi pintu gerbang menuju Ibu Kota Nusantara pada 2028,” kata Fathoni, Rabu (10/12/2025).
Menurutnya, penanganan banjir memakan porsi anggaran yang besar tanpa mengganggu belanja wajib. Perbaikan saluran, pembangunan rumah pompa, serta konektivitas drainase kini menjadi fokus.
“Kalau dulu saluran air tidak terkoneksi satu sama lain karena pembangunannya parsial, sekarang diperbaiki agar air bisa mengalir langsung ke laut,” jelasnya.
Ia menargetkan, infrastruktur pengendali banjir rampung pada 2026 sehingga genangan dapat teratasi pada 2027. Fathoni juga menyoroti pentingnya edukasi publik terhadap sampah sungai.
“Kalau kesadaran itu digelorakan oleh rakyat sendiri, warga Surabaya akan menjadi pagar ayu menjaga kebersihan sungai,” ujarnya.
Terkait masalah kemacetan, Fathoni menilai pembangunan jalan tetap penting mengingat tidak adanya pembatasan kepemilikan kendaraan. Namun kebijakan memperkuat transportasi publik dinilai langkah yang tepat.
“Pemerintah tidak bisa memaksa warga naik transportasi publik, tetapi pemerintah wajib menyediakan layanan yang aman, nyaman, dan terintegrasi,” kata Fathoni, merujuk pada penguatan Bus Suroboyo dan feeder Wara-Wiri.
Fathoni juga mengapresiasi, berbagai penghargaan pemerintah pusat kepada Surabaya dalam bidang penguatan SDM, penanganan stunting, hingga penurunan kemiskinan.
“Beasiswa bagi warga Surabaya sudah diperluas. Program perbaikan rumah tak layak huni juga harus diperbesar karena rumah yang layak akan menciptakan keluarga yang kuat dan melahirkan generasi unggul,” tegasnya.
Di sektor kesehatan, ia menilai pembangunan RSUD Eka Candrarini di wilayah timur merupakan langkah pemerataan yang signifikan.
“Tinggal akreditasinya disamakan dengan RSUD Soewandhie. Saya berharap RS Surabaya Selatan dapat dibangun tahun 2027 dan RS Surabaya Utara pada 2028,” ujarnya.
Soal dinamika politik, Wakil Ketua DPD Golkar Jatim ini menegaskan karakter Partai Golkar adalah setia kawan sesuai doktrin Ikrar Panca Bhakti. Karena Golkar secara resmi mengusung Eri–Armuji di Pilkada 2024, maka komitmen pengawalan pembangunan wajib dijalankan.
“Kita tidak hanya mendukung saat pilkada, tapi juga dalam pelaksanaan visi-misinya. Koalisi itu bukan sana senang sini senang. Ketika pemimpin terpuruk menjauh, ketika senang mendekat itu bukan karakter Golkar,” tegasnya.
Fathoni menegaskan, bahwa 2028 bukan semata momentum politik, namun fase ketika fondasi pembangunan hari ini diuji.
“Perjalanan Surabaya bukan hanya soal fisik, tetapi konsistensi, kolaborasi, dan karakter kepemimpinan,” tutupnya.
Reporter: Amanah/Editor: Ais





.jpg)
