SURABAYA (Lentera) -Tim dokter Universitas Airlangga (Unair) berjibaku di ruang operasi RSUD Cut Meutia, Langsa, untuk menangani pasien-pasien dengan cedera serius.
Memasuki hari ketiga respons kemanusiaan di Posko Kesehatan Klinik Abah, Aceh Tamiang, para dokter spesialis dan residen anestesi serta ortopedi Unair terus menunjukkan dedikasi mereka di tengah situasi yang masih memprihatinkan.
Bersama tim dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI) serta Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), tim medis Unair melaksanakan operasi terhadap tiga pasien yang mengalami patah tulang berat akibat longsor dan banjir.
Kasus yang ditangani meliputi patah tulang paha dan betis, cedera yang membutuhkan tindakan cepat agar tidak berujung pada komplikasi serius. Di tengah keterbatasan pascabencana, para dokter bekerja cepat dan cermat untuk memastikan keselamatan pasien.
Salah satu dokter FK Unair, dr Zulfikar mengatakan, ratusan masyarakat datang di Posko Kesehatan untuk mendapat pertolongan media.
Keluhan terbanyak meliputi batuk, pilek, sesak napas, hingga diare, penyakit yang umum muncul setelah banjir. “Penyakit terbanyak yang kami temukan adalah batuk, pilek, sesak napas, dan diare,” ucap dr Zulfikar dalam keterangan resminya, Senin (8/12/2025).
Selain itu, puluhan warga juga membutuhkan perawatan luka. Banyak di antara mereka mengalami luka sayat akibat pecahan kaca, logam, atau paku ketika banjir menerjang atau saat membersihkan rumah yang dipenuhi lumpur.
"Kami berupaya memberikan tindakan cepat sekaligus edukasi agar luka tidak infeksi," tutupnya.
Seperti diketahui, tim tenaga kesehatan (nakes) gabungan dari Unair ini berangkat pada Sabtu (6/12/2025) ke lokasi terdampak bencana untuk memberikan pelayanan langsung di lapangan.
Sembilan Nakes Diberangkatkan
Hari ini (8/12/2025), Unair kembali mengirimkan sembilan tenaga kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan di wilayah yang masih sulit dijangkau.
Tim terdiri atas dokter umum, PPDS, perawat gawat darurat, bidan, dan epidemiolog dari Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Keperawatan (FKP), Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), serta Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).
“Tim ini akan memberikan pelayanan kesehatan langsung ke daerah yang belum tersentuh bantuan,” ucap dosen FKM Unair, Siti Shofiya Novita Sari, Senin (8/12/2025).
Dalam misi kemanusiaan ini, tim membawa lebih dari 200 kilogram obat dan perlengkapan medis. Layanan yang diberikan mencakup pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium sederhana, pemberian obat, edukasi kesehatan, hingga dukungan psikososial.
Tim juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Aceh Tamiang untuk pelaporan data penyakit pascabencana.
Berbeda dari layanan posko pada umumnya, tim Bencana UNAIR menerapkan sistem layanan kesehatan mobile. Mereka akan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain sesuai kebutuhan di lapangan.
“Fokus kami adalah menjangkau lebih banyak korban, bukan hanya di satu titik,” ucapnya.
Tim dijadwalkan bertugas selama 14 hari, mulai 8 - 22 Desember 2025, untuk memastikan masyarakat terdampak bencana tetap mendapat layanan kesehatan yang layak.
Reporter: Amanah





.jpg)
