
MALANG (Lentera) - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mengungkapkan tingkat kepadatan lalu-lintas di Jalan Candi Panggung sudah mendekati batas jenuh. Berdasarkan hasil pemantauan, derajat kejenuhan di ruas jalan tersebut kini berada pada angka 0,8 hingga 0,9, atau nyaris menyentuh ambang maksimal 1,0.
Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra, menyebut kondisi itu menunjukkan arus kendaraan di kawasan tersebut sudah sangat padat. Yang berpotensi menimbulkan kemacetan serius bila tidak segera ditangani.
"Jadi sudah di rentang angka 0,8 hingga 0,9 sekian. Itu sudah sangat padat," ujar pria yang akrab dengan sapaan Jaya ini, Sabtu (18/10/2025).
Menurutnya, untuk menjaga kelancaran lalu-lintas, derajat kejenuhan idealnya berada di kisaran 0,5 hingga 0,7. Jika lebih dari itu, arus kendaraan cenderung tersendat dan waktu tempuh meningkat. "Kalau 0,2 itu terlalu lengang ya. Jadi idealnya sekitar 0,5 sampai 0,7," imbuhnya.
Dikatakannya, ruas Jalan Candi Panggung dikenal sebagai salah satu titik rawan padat di Kota Malang. Dengan lebar jalan hanya sekitar enam meter, kawasan ini menampung arus kendaraan tinggi karena menjadi jalur penghubung dari wilayah Dinoyo dan Karangploso menuju Jalan Soekarno-Hatta (Suhat), serta arah sebaliknya.
Selain menjadi jalur alternatif antar wilayah, kawasan tersebut juga berada di sekitar area kampus, sehingga aktivitas mahasiswa turut memperbesar volume kendaraan. "Jadi, di kawasan sekitar Candi Panggung dan Suhat memang dibutuhkan jalan-jalan alternatif untuk mengurai kepadatan," jelas Jaya.
Sebagai langkah solusi, Dishub Kota Malang mendorong pembangunan jalan tembus yang sudah direncanakan sejak beberapa waktu lalu. Jalur baru itu akan menghubungkan Simpang Candi Panggung dengan Perumahan Griya Santa, Kelurahan Mojolangu.
Berdasarkan pantauan di lokasi, lahan sepanjang sekitar 500 meter dengan lebar 10 meter sudah disiapkan untuk mendukung rencana tersebut. Jika terealisasi, jalur ini dinilai mampu menjadi alternatif strategis untuk mengurangi kepadatan di Candi Panggung dan sekitarnya.
"Iya, benar. Lebarnya memang sekitar 10 meter. Makanya itu sangat potensial jadi jalur alternatif, terutama bagi kendaraan dari arah Candi Panggung," ungkap Jaya.
Namun, proyek pembangunan jalan alternatif itu belum bisa direalisasikan. Karena masih terkendala penolakan dari sebagian pihak terkait lahan yang akan dilalui. Dishub mengaku akan terus melakukan koordinasi lintas instansi agar rencana tersebut bisa segera diwujudkan.
Reporter: Santi Wahyu/Editor:Widyawati