11 December 2025

Get In Touch

Sambut Natal, GKJW Jombang Hiasi Gereja dengan Pohon Natal dari Bambu

Pohon natal berbahan dasar bambu berdiri menjulang di ruang ibadah Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Jalan Adityawarman, Jombang.(sutono)
Pohon natal berbahan dasar bambu berdiri menjulang di ruang ibadah Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW), Jalan Adityawarman, Jombang.(sutono)

JOMBANG (Lentera) - Suasana perayaan natal di Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang, Jawa Timur, bakal terlihat berbeda tahun ini. Jika biasanya di ruang ibadah dipajang pohon cemara sintetis, tahun ini dipajang pohon natal terbuat dari bambu daur ulang. Cukup menjulang, karena tingginya sekitar enam meter.

Untuk membangun pohon natal setinggi enam meter tersebut, diperlukan 220 potongan bambu, membentuk semacam menara, yang mengerucut di bagian atas.

Guna memperindahnya, menara itu dipasang lampu dan lampion yang mayoritas berbahan alami. Secara keseluruhan, kesannya sederhana, sekaligus ramah lingkungan jauh dari kemewahan dekorasi Natal konvensional.

Vikar GKJW Jombang, Zefta Bagus Nugroho, mengungkapkan, pemilihan bambu sebagai bahan baku pohon natal bukan sekadar soal estetika, tapi sarat makna rohani.

Bambu yang sederhana namun berakar kuat dan mampu tumbuh kokoh ke atas walau kadang melengkung dianggap sebagai simbol kerendahan hati dan keteguhan dalam iman.

Dia menambahkan, karakter bambu yang tahan terhadap berbagai musim menjadi pengingat bagi jemaat untuk tetap teguh menghadapi tantangan hidup.

“Bambu itu sederhana, tapi akarnya sangat kuat menopang pertumbuhannya menjulang ke atas itu simbol kerendahan hati,” katanya, Rabu (10/12/2025).

Menariknya, seluruh bambu yang digunakan adalah limbah bambu yang diolah kembali. “Ini menyematkan pesan inklusivitas dan harapan, bahwa setiap manusia, sekecil apa pun latar atau kondisi mereka, tetap berharga di mata kasih Kristus,” ujarnya.

Tak hanya satu pohon bambu utama, GKJW Jombang juga mengadakan Festival Pohon Natal. Sebanyak 10 kelompok jemaat masing-masing 2–5 orang membuat pohon Natal secara kreatif dari bahan daur ulang.

“Inisiatif ini bukan sekadar soal dekorasi, melainkan sarana mempererat kebersamaan jemaat dan menumbuhkan kreativitas dalam menyambut Natal,” tuturnya.

Zefta berharap bahwa melalui festival ini, jemaat bisa merasakan sukacita kebersamaan. “Natal bukan hanya soal perayaan individual, tetapi tentang cinta, damai, dan karya bersama,” katanya.

Ia menegaskan dekorasi bambu dan semangat kebersamaan di GKJW Jombang ini sejalan dengan tema resmi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) untuk Natal 2025: 'Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga'.

“Tema ini mengajak umat kristiani merayakan Natal dengan kesederhanaan namun dipenuhi makna bahwa kasih dan keselamatan Allah menjangkau seluruh keluarga,” ujarnya.

Ia menyebut melalui dekorasi bambu yang sederhana, daur ulang, dan penuh makna, GKJW Jombang ingin menegaskan Natal bukan semata pesta kemewahan melainkan momen untuk merajut kembali makna keluarga, kasih dan harapan. (*)

 

Reporter: Sutono
Editor : Lutfiyu Handi

 

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.