13 December 2025

Get In Touch

Urban Farming Terintegrasi, Andalan Dispangtan Tekan Angka Stunting di Kota Malang

Dispangtan Kota Malang melakukan monitoring budidaya ikan lele di wilayah Balearjosari. (dok. dispangtanmk)
Dispangtan Kota Malang melakukan monitoring budidaya ikan lele di wilayah Balearjosari. (dok. dispangtanmk)

MALANG (Lentera) - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang terus memperkuat peran dalam menekan angka stunting, melalui pengembangan urban farming terintegrasi.

Program ini menjadi bagian dari strategi kolaboratif lintas sektor, yang menekankan pentingnya ketahanan pangan keluarga sebagai kunci pencegahan stunting.

"Kalau di kami lebih mengarah ke usaha ketahanan pangan dalam keluarga, kelompok, maupun tingkat RT dan RW," ujar Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, Rabu (10/12/2025).

Dijelaskannya, konsep urban farming terintegrasi dilakukan melalui pengembangan pertanian perkotaan yang menggabungkan budidaya tanaman, budidaya ikan, serta peternakan skala perkotaan.

Upaya ini dinilai efektif dalam menyediakan sumber pangan bergizi, bagi keluarga yang memiliki anak berisiko stunting.

"Dari itu bisa kita ambil sumber proteinnya maupun sumber dari gizi yang lain seperti sayur mayurnya. Kalau proteinnya kan bisa dari telur dan ikannya," tuturnya.

Guna memastikan intervensi tepat sasaran, Dispangtan mengacu pada Surat Keputusan (SK) Wali Kota Malang mengenai penetapan prioritas dan super prioritas penanganan stunting. Melalui SK tersebut, lokasi, nama keluarga, alamat, dan kebutuhan masing-masing penerima intervensi tergambar secara jelas.

Pendampingan, monitoring, dan pelatihan juga diberikan setiap tahun agar masyarakat mampu menerapkan teknik urban farming dengan benar dan berkelanjutan.

Lebih lanjut, pada sektor perikanan dan peternakan, Dispangtan memberikan arahan khusus terkait komoditas yang dibudidayakan. Untuk budidaya ikan, dinas mengarahkan masyarakat pada pemeliharaan ikan nila dan lele karena nilai gizinya dinilai cukup tinggi untuk mendukung intervensi stunting.

Sementara itu, sektor peternakan diarahkan pada produksi telur dari ternak skala perkotaan yang juga menjadi sumber protein yang dapat dimanfaatkan keluarga sasaran.

"Untuk ikan nila ini dinilai cukup bagus untuk kegiatan intervensi stunting karena nilai gizinya cukup tinggi," terangnya.

Slamet juga menyebutkan, jumlah kelompok budidaya ikan nila dan lele di Kota Malang terus bertambah setiap tahun. Meski tidak menyebutkan angka secara rinci, Slamet memastikan kelompok baru selalu muncul setiap tahun seiring meningkatnya partisipasi masyarakat.

"InsyaAllah juga di semua 57 kelurahan di Kota Malang sudah ada semuanya," katanya.

Sedangkan kelompok urban farming di Kota Malang tercatat berjumlah 115 unit. Pemerataan kelompok ini menjadi bagian dari strategi untuk memperluas akses pangan bergizi dan memperkuat ketahanan pangan masyarakat di seluruh wilayah kota.

Dengan semakin luasnya cakupan urban farming terintegrasi, Dispangtan berharap program ini dapat terus mendukung upaya penurunan angka stunting dan meningkatkan kemandirian pangan keluarga.

Untuk diketahui, berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024, prevalensi stunting di Kota Malang masih berada di angka 22,4 persen. Namun, pada tahun 2025 ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah menargetkan penurunan stunting hingga mencapai 17 persen.


Reporter: Santi Wahyu/Editor: Ais

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.