Sebanyak 60 Perguruan Tinggi Terdampak Bencana Sumatera, Kemdiktisaintek Bebaskan UKT 1-2 Semester
JAKARTA (Lentera) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) merumuskan sejumlah rencana aksi pemulihan bencana di Aceh dan Sumatera, antara lain pembebasan Uang Kuliah Tunggal (UKT) 1 hingga 2 semester bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak bencana.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Fauzan mengatakan terdapat sebanyak 60 perguruan tinggi, yang terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh dan Sumatera.
"Enam puluh perguruan tinggi itu terdiri atas 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 27 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh, 1 PTN dan 13 PTS di Sumatera Utara, serta 9 PTN dan 6 PTS di Sumatera Barat," tuturnya dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta merilis Antara, Senin (8/12/2025).
Selanjutnya, dikatakan Direktur Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek, Fauzan Adziman menyampaikan rencana aksi pada tahap pemulihan dampak bencana Aceh dan Sumatera, yang dijadwalkan mulai dijalankan pada Januari 2026 menggunakan anggaran pada tahun tersebut.
"Diantaranya pemberian pembebasan UKT 1 sampai 2 semester bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak," kata Fauzan Adziman.
Selain pembebasan UKT jelasnya, lanjutnya, terdapat enam rencana aksi lainnya yaitu pengadaan dapur umum di berbagai kampus terdampak di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, terutama bagi mahasiswa terdampak atau berasal dari keluarga terdampak.
"Lalu ada pula pengaturan Ujian Akhir Semester (UAS) yang fleksibel bagi berbagai kampus atau mahasiswa berasal dari keluarga terdampak. Ketiga, penggalangan bantuan berbagai kebutuhan mendesak yang dikirim melalui berbagai kampus di area terdampak, seperti makanan, pakaian, penjernih air bersih, dan pengiriman tenaga kesehatan," jelasnya.
Keempat, pembentukan tim psikososial bagi dosen, mahasiswa, dan masyarakat yang terdampak. Langkah itu, kata Fauzan, dilakukan Kemendiktisaintek bekerja sama dengan tim psikolog, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dan tenaga terlatih lainnya.
"Selanjutnya, rencana aksi kelima adalah bantuan fasilitas untuk pembelajaran, pemulihan proses pembelajaran normal. Kemudian yang terakhir pemulihan infrastruktur pembelajaran dan sosial," terangnya.
Editor: Arief Sukaputra





.jpg)
