07 December 2025

Get In Touch

Buru Kapal Selam Rusia, Inggris dan Norwegia Kerahkan 13 Kapal Perang

ILUSTRASI: Penampakan kapal selam nuklir Kazan milik Rusia yang berlabuh di Kuba (AFP)
ILUSTRASI: Penampakan kapal selam nuklir Kazan milik Rusia yang berlabuh di Kuba (AFP)

SURABAYA (Lentera) -Inggris dan Norwegia akan mengerahkan lebih dari selusin kapal perang untuk memburu kapal selam Rusia dalam patroli gabungan yang akan berlangsung dalam beberapa tahun mendatang. 

Selain memburu kapal Rusia, kapal perang tersebut juga dimaksudkan untuk melindungi infrastruktur kritis di Laut Atlantik Utara, sebagaimana dilansir Newsweek, Kamis (4/12/2025).

Langkah ini diambil sebagai bagian dari perjanjian pertahanan yang dianggap bersejarah antara kedua negara tersebut.

Sebanyak 13 kapal perang tipe anti-kapal selam akan diterjunkan dalam patroli tersebut.

Area patroli akan mencakup wilayah perairan antara Greenland, Islandia, dan Inggris, yang dikenal dengan sebutan GIUK Gap. 

Wilayah ini sering digunakan Rusia untuk mengirimkan kapal selam bersenjata rudal jelajah menuju AS atau ke arah Laut Atlantik.

Norwegia akan mengirimkan setidaknya lima kapal perang, sementara Inggris mengerahkan delapan kapal perang untuk patroli ini. 

Patroli gabungan ini baru akan dimulai pada akhir 2020-an atau awal 2030-an, karena fregat tipe 26 pertama masih dalam proses pembangunan.

Pemerintah Inggris mengungkapkan bahwa dalam dua tahun terakhir, mereka mendeteksi peningkatan sebesar 30 persen kapal Rusia yang berpotensi mengancam perairan Inggris.

Norwegia, yang berbatasan darat dengan Rusia sepanjang sekitar 120 mil, juga terlibat dalam pengamanan wilayahnya.

Hal tersebut dilakukan mengingat kedekatan dengan pangkalan militer utama Rusia yang terletak di sekitar kota Murmansk dan Severomorsk di Arktik.

Selain itu, negara-negara NATO semakin memperkuat pertahanan di sekitar infrastruktur bawah laut yang sangat vital, seperti jaringan pipa dan kabel komunikasi yang membentang di dasar laut. 

Infrastruktur ini rentan terhadap serangan sabotase, meskipun peranannya sangat penting untuk berbagai aktivitas dunia, termasuk sekitar 98 persen data global yang dikirim melalui kabel bawah laut.

Perjanjian bersejarah

Perjanjian patroli gabungan ini disebut sebagai langkah pertama yang bersejarah. Kesepakatan tersebut akan ditandatangani di London pada Kamis. 

Lunna House, yang merupakan markas Norwegia di Skotlandia selama Perang Dunia II, akan menjadi simbol dari perjanjian ini.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Store yang sedang berada di Inggris, akan melakukan kunjungan ke pangkalan militer Inggris di Lossiemouth, Skotlandia, bersama dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.

Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan, seiring dengan semakin banyaknya kapal Rusia yang terdeteksi, dia harus bekerja sama dengan mitra internasional untuk melindungi keamanan nasional. 

"Kesepakatan bersejarah ini dengan Norwegia memperkuat kemampuan kami untuk melindungi perbatasan kami dan infrastruktur penting yang sangat bergantung pada negara-negara kami," papar Starmer, dikutip Kompas (*)

Editor: Arifin BH

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.