18 October 2025

Get In Touch

Zakat Bukan Sekadar Ibadah, Gen Z Diajak Jadi Penggerak Ekonomi Umat

Kegiatan Zakat Goes To Campus Chapter Surabaya yang berlangsung di Unesa.
Kegiatan Zakat Goes To Campus Chapter Surabaya yang berlangsung di Unesa.

SURABAYA (Lentera)— Literasi zakat di kalangan generasi muda, terutama Gen Z, menjadi perhatian utama dalam kegiatan Zakat Goes To Campus Chapter Surabaya hari kedua yang digelar di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Kamis (16/10/2025).

Kegiatan yang mengusung tema “Tata Kelola Zakat: Perbaikan Ekosistem Zakat Indonesia Menuju Indonesia Emas” ini menghadirkan tiga narasumber lintas sektor. Yaitu, Arif Rahmadi Haryono (General Manager Dompet Dhuafa), Dr. Ramdani, S.H.I., M.E. (Dosen Ekonomi Islam Unesa), dan Galeh Pujonegoro (Wakil Ketua Bidang Pengembangan Ekosistem FOZ/Forum Zakat). 

General Manager Dompet Dhuafa, Arif Rahmadi Haryono mengatakan, rendahnya literasi zakat di kalangan Gen Z menjadi tantangan nyata dalam memperkuat peran zakat sebagai instrumen keadilan sosial dan pembangunan ekonomi umat.

“Zakat bukan sekadar kewajiban agama, tapi juga mekanisme sosial yang membersihkan harta dan menjembatani kesenjangan,” kata Arif.

Menurutnya, banyak anak muda masih melihat zakat hanya sebagai ritual ibadah tahunan. Padahal, zakat memiliki fungsi strategis dalam redistribusi kekayaan dan pemberdayaan masyarakat. "Apalagi jika dikelola secara transparan dan profesional oleh lembaga amil zakat," tuturnya.

Sementara itu, Dosen Ekonomi Islam Unesa Dr. Ramdani menekankan, pemahaman tentang zakat harus diperluas ke ranah ekonomi dan kebijakan publik.

“Zakat adalah instrumen keadilan sosial. Dengan literasi yang tepat, Gen Z bukan hanya wajib zakat, tapi juga bisa menjadi bagian dari solusi melalui peran aktif di lembaga amil,” jelasnya.

Dari sisi pengembangan ekosistem, Wakil Ketua Bidang Pengembangan Ekosistem FOZ Galeh Pujonegoro menyoroti pentingnya inovasi dalam tata kelola zakat, termasuk penggunaan teknologi seperti blockchain untuk memastikan transparansi dan akuntabilitas.

Ia juga menekankan bahwa lembaga zakat perlu menciptakan ruang yang ramah bagi anak muda yang tertarik menjadi amil.

“Banyak anak muda ingin berkontribusi, tapi belum menemukan ekosistem yang mendukung. Tugas kita membangun ruang itu,” kata Galeh.

Tak lupa, ia menyerukan pentingnya edukasi zakat di kalangan generasi muda sebagai investasi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.

“Kalau Gen Z melek zakat, masa depan industri zakat Indonesia akan jauh lebih kuat, profesional, dan berkelanjutan,” tutupnya.

Reporter: Amanah/Editor:Widyawati

 

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.