19 October 2025

Get In Touch

Tekan Harga Pupuk, Prabowo Perintahkan Mentan Benahi Pabrik 

Presiden Prabowo Subianto. (Ist)
Presiden Prabowo Subianto. (Ist)

JAKARTA (Lentera)— Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman untuk melakukan langkah besar dalam memperkuat sektor pupuk nasional. Dalam rapat terbatas di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025), Prabowo menegaskan perlunya revitalisasi pabrik-pabrik pupuk di seluruh Indonesia agar proses produksi menjadi lebih efisien dan harga pupuk di tingkat petani bisa ditekan.

Menurut Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, arahan presiden difokuskan pada peningkatan efisiensi industri pupuk guna memastikan ketersediaan dan keterjangkauan pupuk bagi petani.

“Presiden meminta Menteri Pertanian mencari terobosan agar ketersediaan pupuk aman dan pabrik-pabrik yang ada bisa direvitalisasi. Harapannya, produksi menjadi lebih efisien dan harga bisa turun sehingga meringankan beban petani,” ujar Prasetyo dalam keterangan resmi.

Selain efisiensi, Prabowo juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas pupuk lokal untuk mendukung produktivitas pertanian nasional dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Saat ini, PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menyiapkan stok pupuk bersubsidi sebanyak 1.200.679 ton untuk musim tanam Oktober–Maret (Okmar) 2025/2026. Jumlah itu setara dengan 259% dari batas minimum stok pemerintah. Berdasarkan data per 30 September 2025, persediaan pupuk nasional terdiri atas 510.262 ton Urea, 610.649 ton NPK, 14.316 ton NPK formula khusus, 8.759 ton ZA, serta 56.693 ton pupuk organik.

Selain pupuk bersubsidi, Pupuk Indonesia juga menyediakan 480.364 ton pupuk nonsubsidi, dengan rincian 412.212 ton Urea, 27.411 ton NPK, dan 40.740 ton ZA, yang telah tersebar di gudang-gudang produsen hingga penyangga di tingkat kabupaten dan kota.

Langkah revitalisasi yang diperintahkan Prabowo ini diyakini akan menjadi titik balik industri pupuk nasional, mengingat kebutuhan pupuk terus meningkat sementara sebagian fasilitas produksi telah beroperasi di bawah kapasitas optimal.

Co-Editor: Nei-Dya/berbagai sumber

Share:
Lenterajogja.com.
Lenterajogja.com.